Hari ini tak akan sama dengan hari esok
creator dyo – Saya akan bercerita singkat tentang hidup saya yang mungkin tidak seberuntung kalian, saya mau share kisah ini karena mungkin kalian dapat belajar dan mendapat pelajaran dari kisah hidup saya ini. Kalian bisa panggil saya Prata, Saya lahir tepat 18 tahun yang lalu, saya sekarang siswa SMA disalah satu sekolah swasta di Jakarta. Kisah saya bermula dari saat usia saya 1 tahun.
Diusia yang sangat muda bahkan masih dibilang anak kecil saya sudah mengalami sesuatu yang bisa dibilang memilukan, orang tua saya bercerai diumur saya yang masih belia dan saya diasuh oleh nenek saya sejak saat itu sedangkan ibu saya memilih bekerja di luar kota entah dimana alasan nya untuk membiayai hidup saya dan bapak saya pergi untuk bekerja di luar kota. Hari hari saya di urus oleh nenek saya hingga saya berumur 2 thn.
Setelah berumur 2 thn saya dititipkan oleh nenek saya kepada sanak saudara saya di kampung halaman, saya berada di kampung halaman sampai saya berumur 5 thn dan selama 3 thn tersebut saya tidak pernah bertemu dengan orang tua saya bahkan saya menganggap bahwa sanak saudara saya itu ya orang tua kandung saya. Tepat di umur saya lima tahun saya kembali ke Jakarta untuk kembali tinggal dengan nenek saya tanpa tau siapa dan dimana orang tua kandung saya.
Suatu ketika ada seorang ibu-ibu datang yang mengaku sebagai ibu kandung saya dan ketika saya bertanya kepada nenek, nenek mengiyakan pernyataan dari wanita itu. Seketika rasanya senang sekali, akhirnya saya bisa bertemu dengan ibu kandung saya, tapi itu tidak bertahan lama saat saya kelas 3 sekolah dasar ibu saya kembali meninggalkan saya untuk berkerja di luar kota , dan baru kembali setelah saya lulus sekolah dasar.
Setelah lulus saya melanjutkan di SMP Swasta di Jakarta dan saya mendapatkan kabar bahwa Ibu saya sudah mempunyai suami baru bisa di bilang bapak tiri saya dan ibu saya pulang hanya mendaftarkan saya sekolah lalu dia ikut dengan suami baru nya dan saya pun mulai mempunyai pikiran apa saya ini anak kandung nya atau bukan yang pasti saya ini sangat sedih jika melihat teman saya berfoto atau berkumpul bersama keluarga nya apa lah daya saya , saya sedari kecil yang tinggal bersama nenek saya hanya bisa melihat kebahagian mereka .
Keadaan tersebut sangat berdampak buruk pada kehidupan saya, baik dirumah maupun disekolah, saya begadang hampir setiap hari ,kerjaan saya hanya nongkrong-nongkrong dan nongkrong , saya tidak mempunyai pikiran untuk bagai mana kehidupan saya ke depan nya karena tidak ada yang mengawasi dan memperhatikan saya, saya menganggap bahwa tidak ada yang peduli dengan saya. Karena kebiasaan saya selalu keluar malam dan bergaul dengan orang-orang yang bisa dibilang “rusak”, saya terpengaruh dengan minuman keras bahkan saya sudah terbiasa dengan mengkonsumsi obat-obatan terlarang.
Suatu ketika ada sebuah peristiwa yang bisa dibilang merubah hidup saya hingga saat ini. Didaerah tempat tinggal saya sudah terkenal dengan peristiwa tawuran antar warga. Saat itu saya tidak berpikir panjang sehingga secara sadar saya ikut dalam bentrokan tawuran warga tersebut, celakanya saya tertangkap oleh pihak kepolisian saat terjadi bentrokan tersebut. Akhirnya saya tertangkap dan saya dikenakan hukuman kurungan kurang lebih 3 bulan.
Saat itu posisi saya masih terdaftar di sekolah siswa kelas 8 dan saya berada di dalam jeruji besi. Betapa hancur hati saya saat itu, penyesalan yang luar biasa yang saya rasakan. Didalam jeruji besi saya mendapat banyak sekali pelajaran, termasuk pelajaran untuk menghargai diri saya sendiri. sini dan ada tawuran warga yang membuat saya masuk jeruji besi kejadian ini di saat saya kelas 8. Saya begini karna mungkin kurangnya pengawasan orang tua terhadap saya . saya mendapat hukuman selama 3 bulan.
Hari pertama saya jalani didalam jeruji besi, banyak hal yang membuat saya terkejut mulai kondisi tempat untuk saya tidur dimana 1 kamar saya bersama 10 orang lainnya yang saya tidak tau latar belakang mereka dan kejahatan apa yang mereka lakukan, makanan yang tidak enak dan kurang hiegenis dan pengaturan waktu yang padat. Banyak sekali pelajaran yang saya dapatkan karena disana juga ada beberapa aktivitas untuk pembinaaan bagi warga binaan disana seperti bimbingan konseling dan sekolah paket serta pengajian.
Jadi saya lebih bisa menjadi lebih baik untuk ke depan nya , dan di dalam jeruji besi saya pun mempunyai teman yang beraneka ada yang dari kalangan orang baik ada pun yang seperti saya kurang nya pengawasan orang tua dan ada pun yang memang benar benar tidak mempunyai orang tua dan saya juga mempunyai teman yang setau saya itu dia teroris. Apa kalian ingat kejadian BOM SARINAH ? nah ternyata palakunya itu teman saya yang saya kenal di lapas salemba dan saya banyak dapat cerita dari dia tentang teroris dan saya pun diberi tahu bahan apa saja untuk membuat BOM.
Ada suatu moment dimana saya merasa sangat terharu ketika itu hari minggu, saat itu saya fikir kalau saya akan bebas karena hari itu bukan hari untuk menjenguk, saya dipanggil oleh petugas. Ternyata ada seorang wanita paruh baya datang untuk menjenguk, saya tidak terpikir siapa yang datang. Saya mendekat dan saya perhatikan dengan seksama dan tiba tiba dia memanggil nama saya “Prata”, seketika saya tertegun, tiba tiba mengalir air mata saya, saya sangat terharu melihat wanita itu, ternyata beliau adalah guru saya.
Saya tidak habis pikir beliau mau menyempatkan waktunya untuk menjenguk saya. Kejadian itu menjadi moment yang saya ingat sampai saat ini. “Terima kasih bu sudah mau menjenguk saya, itu sangat berarti buat saya. Saya tidak akan pernah melupakannya “. Tiga bulan berlalu, tibalah disaat waktunya saya bebas “ A lot has change since then “. Setelah saya bebas, terbesit dalam pikiran saya, saya tidak ingin menjadi orang yang sama seperti sebelumnya, menjadi orang yang tidak berguna atau sampah masyarakat. Saya menjalani hidup saya setelah keluar dari jeruji besi, tidak mudah memang.
Semua orang menganggap sebelah mata ke saya tapi berkat keluarga terutama nenek saya, saya menjadi sesorang yang lebih tegar karena memang itu semua atas perbuatan yang saya lakukan dan saya terima perlakuan itu dengan ikhlas. Suatu ketika nenek saya pernah ingin memasukan saya ke pesantren tetapi karna saya tidak mau dan beruntungnya sang pemilik pesantren menganjurkan untuk jangan memaksakan kalo memang tidak mau yasudah. Kata-kata yang paling saya ingat dari beliau “Jangan pernah membuat orang tua sedih apa lagi menangis” itulah nasihat yang masih saya ingat sampai saat ini. Saya merasa beruntung sekali ternyata masih banyak orang-orang yang peduli terhadap saya.
Saya sudah bertekad bahwa saya tidak akan mengulangi kesalahan-kesalahan saya sebelumnya. Saya ingin membahagiakan orang orang yang berpengaruh terhadap suatu saat nanti. Sekarang saya seorang siswa kelas XI di salah satu sekolah swasta di Jakarta dan Alhamdulilah saya diberi kepercayaan menjadi Ketua Organisasi di sekolah tersebut. Semua orang percaya saya mampu mengemban tugas tersebut.
Saya berpesan untuk seluruh anak-anak muda khususnya “ Tidak ada kata terlambat untuk memulai sesuatu yang benar, jangan perdulikan apa kata orang selama niat kita baik untuk berubah dan untuk para orang tua untuk tetap memberikan perhatian kepada anak-anaknya karena keluarga merupakan hal terpenting dalam pengaruh anak-anaknya “.