Semoga, tidak ada copet yang menonton video itu, ataupun membaca tulisan ini, agar mereka tak mengetahui code yang di terapkan oleh bus crew.
Barusan, aku nonton sebuah video yang lewat di beranda yutubku. Judul dari video itu, kurang lebih sama dengan judul tulisan ini. Isi dari video tersebut, menginformasikan bahwa:
Jika ada copet di dalam bus, maka driver akan memberi kode kepada penumpang agar tetap waspada. Kodenya, antara lain sebagai berikut
- driver akan menyalakan lampu kabin
- meninggikan volume musik
- dan menyetir lebih kasar (ugal-ugalan)
Jika driver atau kondektur menegur/ memberitahu secara langsung bahwa sedang ada copet, maka, bukan tidak mungkin sang copet akan menyimpan dendam pada bus crew tersebut, dan bisa jadi bus crew yang akan jadi korbannya nanti.
Alasan mengapa supir bus tiba-tiba ugal-ugalan dalam menyetir, itu agar para penumpang tidak bisa duduk nyaman dan yg tidur pun terbangun. Tujuannya, supaya mereka tidak lengah dan lebih waspada. Maka dari itu, kita sendiri yang harus berhati-hati. Hal ini mengingatkanku pada kejadian sekitar sepuluh tahun yang lalu.
Dimana, aku dan beberapa penumpang lain, menyaksikan secara langsung terjadinya PENYILETAN TAS. Iyah, seorang copet merobek tas seorang penumpang menggunakan sebuah SILET, dan lalu mengambil barang yang ada di dalamnya.
Aku sempet mikir, bagaimana dia (si copet) bisa tau, bahwa dompet penumpang itu letaknya di bagian yang persis dia silet tadi. Kenapa bisa pas? Atau cuma kebetulan aja?
Aku merasa bersalah, karna saat kejadian berlangsung, aku hanya diam dan pura-pura tidak tahu. Awalnya, aku ingin memberi tahu mbak-mbak korban itu. Tapi, seorang penumpang lain yang tidak aku kenal, melarangku.
Dia tidak bicara apa-apa, tapi dia memberiku isyarat dengan menarik tanganku untuk tetap diam dan pura-pura tidak tahu saja.
Setelah si copet turun, orang tadi Memberitahuku, bahwa jika kita memberitahu si korban, maka bukan tidak mungkin nyawa kita yang akan jadi sasarannya.
Saat kejadian itu berlangsung, perjalanan yang tadinya santai dan lancar, tiba-tiba menjadi ugal-ugalan tak terkendali, banyak penumpang yang kesal dan mengumpat si supir dengan kata-kata kasar, tapi si supir hanya diam dan fokus menyetir.
Aku yang sedang menyaksikan aksi pencopetan, dan di iringi supir yang tiba-tiba ugal-ugalan, membuatku berfikir negatif pada si supir. Aku berfikir bahwa dia telah bersekongkol dengan pencopet, dia sengaja nyetir dengan kasar agar bisa melancarkan aksi si copet.
Ternyata aku salah besar. Dan aku baru tau hari ini bahwa pemikiranku ternyata salah. Maafkan aku pak supir, aku telah suudzon, menuduhmu sekongkol dengan pencopet.
Ya meskipun suudzonnya dalam hati saja, tapi aku ngrasa bersalah karna niat baikmu terhadap penumpang malah dapat balasan kata-kata kasar dam fitnahan seperti ini.